Terus Merancang, Utamakan Kebergantungan kepada Allah
Setiap kita dikira cemerlang apabila merancang apa yang akan dikerjakan hari ini, esok, lusa dan seterusnya. Melihat dan merenung masa hadapan adalah satu yang sangat penting. Mengandaikan kemungkinan yang sarat dengan pelbagai risiko, dan
apa jalan alternatif dan penyelesaian juga sangat penting.
Dukacita, ada dikalangan ummah ini termasuk kita; yang gagal merancang untuk mecipta kejayaan. Akhirnya dilihat mereka sebagai orang yang melepaskan segalanya kepada taqdir Allah.
Bagi mereka yang telah meningkat kesedaran, merancang itu penting dalam hidup ini, di sini ada peringatan lain pula.
Dalam kesibukan kita merancang, perhatikan kata-kata Ibnu Athaillah ini pula:
الغَافِلُ إِذَا أَصْبَحَ يَنْظُرُ مَاذَا يَفْعَلُ؟ وَالْعَاقِلُ يَنْظُرُ مَاذَا يَفْعَلُ اللهً بِهِ؟
Orang yang lalai memulai harinya dengan memikirkan apa yang harus ia kerjakan. Sedangkan orang yang berakal merenungkan apa yang Allah tentukan untuknya
When the forgetful man (al-ghaafil) gets up in the morning, he reflects on what he is going to do, whereas the intelligent man (al-aaqil) sees what Allah is doing with Him
Teruskan merancang, tetapi tarbiyah kita mengajak kita utamakan kebergantungan kita kepada Allah mengatasi segalanya.
Semoga peringatan ini tidak membunuh untuk kita tangkas di medan luar sana, berani terjun ke masyarakat, tetapi tarbiah mengingatkan kita sesuatu yang sangat berharga....
Iktikaf dan Qiamulail di Masjid, mengajak kita para pejuang yang tangkas, melupakan perancangan kita itu buat sementara waktu.
Malam itu, malam kerohanian untuk kita mantapkan hubungan kita dengan Allah S.W.T bersama pasukan pejuang lain.
Dukacita, ada dikalangan ummah ini termasuk kita; yang gagal merancang untuk mecipta kejayaan. Akhirnya dilihat mereka sebagai orang yang melepaskan segalanya kepada taqdir Allah.
Bagi mereka yang telah meningkat kesedaran, merancang itu penting dalam hidup ini, di sini ada peringatan lain pula.
Dalam kesibukan kita merancang, perhatikan kata-kata Ibnu Athaillah ini pula:
الغَافِلُ إِذَا أَصْبَحَ يَنْظُرُ مَاذَا يَفْعَلُ؟ وَالْعَاقِلُ يَنْظُرُ مَاذَا يَفْعَلُ اللهً بِهِ؟
Orang yang lalai memulai harinya dengan memikirkan apa yang harus ia kerjakan. Sedangkan orang yang berakal merenungkan apa yang Allah tentukan untuknya
When the forgetful man (al-ghaafil) gets up in the morning, he reflects on what he is going to do, whereas the intelligent man (al-aaqil) sees what Allah is doing with Him
Teruskan merancang, tetapi tarbiyah kita mengajak kita utamakan kebergantungan kita kepada Allah mengatasi segalanya.
Semoga peringatan ini tidak membunuh untuk kita tangkas di medan luar sana, berani terjun ke masyarakat, tetapi tarbiah mengingatkan kita sesuatu yang sangat berharga....
Iktikaf dan Qiamulail di Masjid, mengajak kita para pejuang yang tangkas, melupakan perancangan kita itu buat sementara waktu.
Malam itu, malam kerohanian untuk kita mantapkan hubungan kita dengan Allah S.W.T bersama pasukan pejuang lain.
No comments:
Post a Comment